Langkah-langkah Pementasan Drama dan Unsur-unsurnya

Tema kali akan Membahas tentang Pementasan Drama berdasarkan Naskah yang telah Ditulis oleh Siswa.

Ciri khas sebuah karya drama adalah adanya tokoh, dialog, dan konflik. Konflik ini dapat diakhiri dengan satu keputusan final atau mengambang, sangat bergantung pada interprestasi (pandangan) seorang sutradara.

Sebuah naskah drama akan menjadi sempurna apabila dipentaskan. Pementasan sebuah drama harus baik dan tepat, baik dari segi pemeranan maupun segi pementasan.

Segi pemeranan meliputi ekspresi, intonasi, dan lafal dari para tokoh yang memerankan. Adapun dari segi pementasan meliputi tata panggung, tata rias (make up), properti, dan tata cahaya.

Agar kita makin memahami mengenai hakikat sebuah drama, marilah kita menyaksikan pementasan drama “Malam Jahanam” yang akan diperankan oleh teman-teman kalian.

Contoh Naskah Drama "Malam Jahannam"

.

Mengidentifikasi Karakter para Tokoh

Setelah menyaksikan pementasan drama tersebut, kalian dapat mengungkapkan identifikasi karakter tokoh-tokoh yang ada serta deskripsi latar atau setting, seperti contoh berikut.

1. Dari apa yang saya lihat, karakter “Mat Kontan” adalah pemberang atau pemarah. Selain itu, dilihat dari dialog-dialog yang diungkapkan, ia juga berwatak mudah tersinggung. Dalam hal ini, situasi diri Mat Kontan tengah dirundung kesusahan karena kematian burung kesayangannya. 

Berkaitan dengan pemeranan, dialog dan perilaku Mat Kontan harus disampaikan secara keras, emosional, kesan jagoan, serta menunjukkan kekecewaan.

Karakter “Soleman” yaitu cenderung penyabar dan berpikir rasional. Selain itu, ia juga berkarakter bijak dalam memahami sebuah persoalan serta perilaku seseorang.

Berkaitan dengan pemeranan, dialog dan perilaku Soleman menunjukkan sikap datar dan tenang. Karakter “Utai” dalam kutipan tersebut lebih banyak ditunjukkan berdasarkan petunjuk dalam naskah. 

Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakter Utai yaitu seperti orang gila. Berkaitan dengan pemeranan, dalam lakuan dan dialog yang diperankan Utai lebih bersifat semaunya sendiri, cuek, dan asyik dengan dirinya.

Karakter “Paijah” tidak begitu ditampakkan dalam kutipan tersebut. Berkaitan dengan pementasan, hal ini bergantung pada kreativitas dan kedalaman penggarap dan aktor untuk menciptakan kemenarikan di panggung.

2. Dilihat dari model penataan dan sesuatu yang terlihat pada latar atau setting tempat adalah di teras dan halaman sebuah rumah. Bentuk dan keadaan rumah menunjukkan tempat tersebut merupakan rumah yang sederhana, yang di halaman terdapat kerikil-kerikil. 

Latar waktu dalam drama tersebut adalah malam hari. Hal ini dapat dilihat pada prolog “Tangannya mempermainkan senter karena merasa bertambah gelisah”. Adapun latar suasananya adalah tegang.

Berkenaan dengan volume suara, intonasi, dan artikulasi, hal tersebut sangat baik jika dapat menyesuaikan dengan karakter watak yang telah teridentifikasi. Dalam hal ini, penyesuaian tersebut dapat dilatih dengan olah vokal, pemahaman dan pendalaman karakter, serta latihan berperan.

Setelah menyimak dan memerhatikan pementasan, kalian dapat berapresiasi dengan cara menilai dan memberikan tanggapan terhadap pementasan tersebut, misalnya berikut.

1. Ekspresi Togar sebagai tokoh Soleman cukup bagus, hanya volume vokal yang kurang kuat dan intonasi yang kurang tepat, membuat kesampaian dialog yang diucapkan sedikit berkurang. Namun, pada dasarnya pemeranan tokoh Soleman sudah cukup baik.

2. Pemeranan tokoh Mat Kontan sangat memikat. Ekspresi dan intonasinya benar-benar tepat. Volume suaranya pun sangat kuat, sehingga para penonton benar-benar terbawa emosi.

3. Penataan dekorasi dan propertinya sungguh artistik dan sederhana.

Tipe Pementasan Drama

Beberapa sarana dramatik yang dapat dimanfaatkan oleh penulis drama dalam mementaskan dramanya adalah sebagai berikut berikut.
  • Monolog adalah sebuah komposisi yang tertulis dalam naskah drama atau yang berbentuk lisan yang menyajikan wacana satu orang pembicara.
  • Solilokui hampir mirip dengan monolog dalam hal tampilnya seorang tokoh atau pemain. Hanya yang diujarkan tokoh biasanya panjang dan isinya merupakan pemikiran subjektif yang ditujukan untuk menyarankan hal-hal yang akan terjadi.
  • Sampingan dalam  pementasan menggambarkan adanya ujaran yang ditujukan kepada para penonton. Ujaran tersebut sengaja agar tidak didengar oleh pemain lainnya, karena ujaran yang diucapkan ini biasanya berisi pikiran tokoh itu sendiri yang berisi komentar terhadap peristiwa yang tengah berlangsung.

0 Response to "Langkah-langkah Pementasan Drama dan Unsur-unsurnya"

Post a Comment