Manusia sebagai makhluk hidup memerlukan makan dan minum untuk melangsungkan kehidupannya. Zat-zat makanan yang dikonsumsi oleh tubuh hendaknya memiliki kandungan gizi yang cukup agar tubuh dapat berkembang dengan baik.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia mampu menciptakan berbagai makanan yang aromanya menarik, rasanya lezat, dan bergizi.
Mengapa makanan tersebut bisa menjadi menarik, rasanya lezat, dan bergizi? Zat-zat apa saja yang ditambahkan pada makanan tersebut? Bagaimanakah dampaknya jika kamu mengkonsumsi makanan tersebut? Coba kamu temukan jawabannya dalam pembahasan ini.
Setelah mempelajari pembahasan ini, diharapkan kamu dapat mendeskripsikan berbagai jenis zat aditif alami dan buatan yang terdapat pada makanan, dan mendeskripsikan dampak penggunaan zat aditif pada makanan.
Pengertian Zat Aditif pada Makanan
Di dunia terdapat berbagai jenis makanan yang disajikan secara higienis, menarik, tahan lama, dan aroma yang menggoda.Makanan-makanan tersebut biasanya diberikan bahan tambahan untuk tujuan tertentu, misalnya memberikan rasa sedap, mengawetkan, warna, pemanis, dan memberikan aroma. Zat-zat tambahan yang digunakan pada makanan dengan tujuan tertentu dinamakan zat aditif.
Zat aditif adalah zat tambahan yang sengaja dimasukkan ke dalam makanan dengan tujuan tertentu. Penggunaan zat aditif dapat ditemukan juga pada makanan yang tahan lama, seperti daging dan buah yang dijual dalam kemasan kaleng.
Dalam kondisi normal, makanan tersebut tidak dapat bertahan lama dan cepat membusuk. Namun, setelah daging dan buah tersebut mengalami beberapa proses produksi dengan ditambahkan bahan pengawet serta dikemas dalam bentuk kaleng, makanan tersebut dapat bertahan lebih lama dari biasanya.
Skema: Zat Aditif pada Makanan |
Selain digunakan pada makanan, zat aditif juga sering ditambahkan pada minuman. Minuman yang sering kita nikmati sebagai pelepas dahaga, tidak jarang mengandung zat aditif. Misalnya, sirup mengandung bahan pewarna dan pemanis buatan.
Baca: Macam-macam Jenis Zat Aditif pada Makanan
Dengan penambahan zat aditif pada proses pembuatan sirup, menyebabkan sirup tersebut terasa manis dan memiliki aroma yang menggoda. Berdasarkan bahannya, kita dapat membedakan zat aditif menjadi dua jenis, yaitu:
1. Zat Aditif Alami
Zat aditif alami merupakan zat aditif yang bisa diperoleh dari alam, seperti daun salam, daun pandan, kunyit, jahe, gula aren, dan asam.Gambar: Contoh Zat Aditif Alami untuk Makanan |
2. Zat Aditif Sintetis (Buatan)
Zat aditif sintetis merupakan zat yang dibuat dengan serangkaian proses kimia. Zat yang diperoleh dari proses kimia ini jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan efek yang negatif terhadap kesehatan tubuh.Beberapa bahan makanan yang termasuk ke dalam zat aditif sintetis di antaranya formalin, Monosodium Glutamat (MSG), formalin, dan sakarin. Biasanya, zat aditif sintetis lebih berbahaya bagi kesehatan jika dibandingkan dengan zat aditif alami.
Karena pada proses pembuatan zat aditif sintetis memerlukan serangkaian proses kimia yang terkadang mengalami proses kimia yang tidak sempurna sehingga dapat memberikan dampak negatif terhadap tubuh konsumen.
Fungsi Zat Aditif pada Makanan
Beberapa fungsi dari zat aditif yang ditambahkan pada makanan di antaranya:
a) Meningkatkan kandungan gizi pada makanan.
b) Menjaga kualitas dan tekstur makanan sehingga tetap terlihat segar.
c) Menjaga agar makanan dapat tahan lama.
d) Memberikan warna pada bahan makanan sehingga terlihat menarik.
e) Memberikan rasa sedap pada makanan.
f) Memberikan aroma yang khas pada makanan.
0 Response to "Pengertian Zat Aditif pada Makanan (Alami dan Buatan) serta Fungsinya"
Post a Comment