Pengertian Zaman Neolitikum
Neolithikum berasal dari kata Neo yang artinya baru dan Lithos yang artinya batu. Jadi, Neolitikum berarti Zaman Batu Baru.
Ciri-ciri Zaman Neolitikum
- Hidup menetap (Sedenter),
- Memiliki tempat tinggal bukan di gua
- Hidup dari bercocok tanam
Peninggalan Hasil Kebudayaan Zaman Neolitikum
Neolithikum berarti zaman baru, hasil kebudayaan yang terkenal pada zaman Neolithikum ini adalah jenis kapak persegi dan kapak lonjong. Nama kapak persegi diberikan oleh Van Heine Heldern atas dasar penampang lintangnya yang berbentuk persegi panjang atau trapesium.Gambar: Peninggalan zaman Neolithikum. |
1. Kapak Persegi
Kapak persegi tersedia dalam berbagai ukuran, ada yang besar dan kecil. Ukuran besar lazim disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai cangkul. Adapun yang ukuran kecil disebut dengan Tarah atau Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat. Bahan untuk membuat kapak tersebut selain dari batu biasa, juga dibuat dari batu api atau chalcedon.
Gambar: Kapak Chalcedon. |
Kemungkinan besar kapak yang terbuat dari calsedon hanya dipergunakan sebagai alat upacara keagamaan, azimat, atau tanda kebesaran. Perhatikan gambar di bawah untuk membantu memahami bentuk kapak persegi dari chalcedon.
Kapak persegi masuk ke Indonesia melalui jalur barat dan daerah penyebarannya di Indonesia adalah Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.
Kapak persegi sebetulnya berasal dari daratan Asia. Di Indonesia banyak ditemukan pabrik atau tempat pembuatan kapak tersebut yaitu di Lahat Sumatra Selatan, Bogor, Sukabumi, Karawang, Tasikmalaya, Pacitan serta lereng selatan Gunung Ijen Jawa Timur.
2. Kapak Lonjong
Pada waktu yang hampir bersamaan dengan penyebaran kapak persegi, di Indonesia Timur juga tersebar sejenis kapak yang penampang melintangnya berbentuk lonjong sehingga disebut kapak lonjong.Gambar: Kapak Lonjong. |
Ukuran yang dimiliki kapak lonjong yang besar lazim disebut dengan Walzenbeil dan yang kecil disebut dengan Kleinbeil, sedangkan fungsi kapak lonjong sama dengan kapak persegi.
Daerah penyebaran kapak lonjong adalah Minahasa, Gerong, Seram, Leti, Tanimbar, dan Irian. Dari Irian kapak lonjong tersebar meluas sampai di Kepulauan Melanesia sehingga para arkeolog menyebutkan istilah lain dari kapak lonjong dengan sebutan Neolithikum Papua.
3. Perhiasan, Gerabah dan Pakaian
Selain berkembang kapak persegi dan kapak lonjong, pada zaman Neolithikum juga terdapat barang-barang yang lain seperti perhiasan, gerabah, dan pakaian.Perhiasan yang banyak ditemukan umumnya terbuat dari batu, baik batu biasa maupun batu berwarna atau batu permata atau juga terbuat dari kulit kerang.
Adapun gerabah, baru dikenal pada zaman Neolithikum, dan teknik pembuatannya masih sangat sederhana karena hanya menggunakan tangan tanpa bantuan roda pemutar seperti sekarang.
Pakaian yang dikenal oleh masyarakat pada zaman Neolithikum dapat diketahui melalui suatu kesimpulan penemuan alat pemukul kayu di daerah Kalimantan dan Sulawesi Selatan.
Hal ini berarti pakaian yang dikenal pada zaman Neolithikum berasal dari kulit kayu. Dan, kesimpulan tersebut diperkuat dengan adanya pakaian suku Dayak dan suku Toraja, yang terbuat dari kulit kayu.
Baca juga: Peninggalan Zaman Mesolitikum
http://www.bukupedia.net/2016/10/pengertian-ciri-ciri-dan-contoh-peninggalan-hasil-kebudayaan-zaman-neolitikum.html?m=1
ReplyDelete